Di dunia ini ada surga, barang siapa yang mampu masuk kedalam surga dunia, maka dia akan masuk kedalam surga akhirat. Dan barang siapa yang tidak bisa masuk kedalam surga dunia maka dia tidak akan masuk kedalam surga akhirat.
Berkata Syekh Ibnu Taimiah Rahimahullah:
إن في الدنيا جنةً، من لم يدخُلها لم يدخل جنةَ الآخرة،قالوا وما هي؟ قال إنها جنة الإيمان
‘’Sesungguhnya di dunia ini ada surga, Barang siapa yang tidak bisa masuk kedalam surga dunia, Maka ia tidak akan masuk kedalam surga akhirat’’. Kemudian orang-orang bertanya, apa itu surga dunia, dan beliau menjawab: “surga dunia itu adalah surganya iman’’.
Syekh Ibnu Taimiyah juga sering berkata kepada Ibnu Qayyim;
ما يصنع أعدائي بي؟ إن جنتي وبستاني في صدري أينما رحت، فهي معي لا تفارقني
‘’Apa yang dilakukan oleh musuh-musuhku terhadapku? Sesungguhnya keindahan surga dan tamannya ada dihatiku, ia selalu bersamaku tak terpisahkan’’.
Al-Imam ibnul qoyyim Rahimahullah juga menjelaskan terkait perkataan Ibnu Taimiah tersebut bahwa surga dunia yang dimaksud Ibnu Taimiyah adalah mencintai Allah, mengenali Allah, Mengingat Allah, merasa tenang dan tumaninah hati ketika bermunajat kepada Allah, menjadikan cinta yang hakiki hanya kepada Allah, takut hanya kepada Allah, berharap hanya kepada Allah, dan menyerahkan segala ursan hanya kepada Allah.
Maka barang siapa yang sudah mencintai Allah, mengenali Allah, Mengingat Allah, merasa tenang dan tumaninah hati ketika bermunajat kepada Allah, menjadikan cinta yang hakiki hanya kepada Allah, takut hanya kepada Allah, berharap hanya kepada Allah, dan menyerahkan segala ursan hanya kepada Allah maka dia sudah masuk kedalam surganya dunia. Dan kalau kita renungkan, ternyata mencintai, mengenal, mengingat merasa tenang, merasa takut, berharap dan menggantungkan diri kepada Allah ini semua merupakan amalan-amalan hati.
Jadi surga dunia yang menjadi sumber kebahagiaan seseorang itu, tidak terletak pada harta dan benda, tidak terletak pada rumah yang megah, mobil yang mewah, akan tetapi surga dunia terletak pada hati, yaitu hati yang bersih, hati yang penuh dengan keimanan, diisi dengan cinta dan ketaqwaan kepada Allah.
Oleh sebab itu kita harus bisa menjaga dan menata hati kita, agar hati kita menjadi hati yang sehat, karna jika hati kita sehat maka iman kita akan menjadi kuat, amlan kita akan menjadi hebat, dan hidup kita menjadi lebih bermanfa’at, sehingga kitab isa merasaakan kebahagiaan didunia dan diakhirat.
Referensi:
- Al Jawabul Kaafi, Ibnu Qayyim Al Jauziyah.
- Shahih Al Wabilush Shoyyib, Ibnu Qayyim Al Jauziyah.
